Gojek
merupakan perusahaan teknologi yang di kelola oleh PT. Aplikasi Karya Anak
Bangsa yang berdiri pada tahun 2010 di Jakarta. Perusahaan ini berdiri berawal
dari seorang pemuda kreatif yang bernama Nadiem Makarim yang memiliki keresahan
terhadap kemacetan perkotaan. Nadiem Makarim merupakan lulusan program Master
of Business Administration, Harvard. Sebelum mendirikan Gojek Nadiem Makarim
bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief
Innovation Officer Kartuku. Setiap pergi ketempat kerjanya, Nadiem Makarim
menggunakan transportasi ojek agar dapat menerobos kemacetan di Jakarta. Karena
sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem sering kali melihati banyak dari
tukang ojek kehilangan waktu hanya untuk menunggu penumpang di pangkalan.
Selain itu jenis transportasi ojek juga tidak sebanyak transportasi lainya
sehingga cukup sulit untuk di cari. Dari pengalamanya tersebut, Nadiem Makarim
memunculkan sebuah solusi untuk memudahkan kehidupan sehari-hari dengan
menciptakani sarana jasai transportasi ojek yang lebih efektif dan efesien.
Pada
awal mendirikan Gojek, Nadiem Makarim hanya mempunyai 20 Driver Gojek dan
pelayananya hanya menyediakan pesanan ojek melalui call-center. Sistem
pemesanannya pada saat itu hanya melayani pengguna di daerah Jakarta saja dan
pengguna ojek harus menghubungi call-center Gojek untuk mendapatkan driver
terdekat, pesanan akan di teruskan ke driver gojek untuk menjemput pengguna di
titik yang sudah di tentukan.
Dalam
mengembangkan Gojek, Nadiem Makarim banyak bekerjasama dengan berbagai pihak
salah satunya Kevin Aluwi. Kevin Aluwi adalah teman kerja Nadiem pada saat di
Zalora Indonesia. Kevin sebelumnya menjabat sebagai Head of Bussiness
Intelligence di Zalora Indonesia. Hubungan Nadiem dan Kevin cukup erat
karena sering berdiskusi mengenai Gojek, hingga pada tahun 2014 Kevin
memutuskan untuk bergabung di Gojek. Dengan berbagai ide dan tekad yang kuat
Nadiem dan Kevin berhasil membesarkan nama Gojek dan Gojek mulai banyak di kenali
orang sebagai salah satu penyedia layanan transportasi masyarakat.
Pada
tahun 2015 Gojek mengenbangkan dan meluncurkan aplikasi yang dapat digunakan
oleh pengguna Gojek untuk memesan secara online. Pada saat pertama peluncuran
aplikasi gojek hanya melayani tiga layanan yaitui: GoRide, Gosend dan GoMart.
Layanan gojek terus bertumbuh pesat, dapat kita ketahui saat ini gojek sudah
dapat melayani pengguna di beberapa Negara Asia Tenggara tidak hanya melayani
pengguna di Indonesia saja.
Pada tahun 2019
Andre Soelistyo menjabat sebagaii Co-CEO bersama dengan Kevin Aluwi karena
Nadiem Makarim di tunjuk oleh presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Mentri
pendidikan. Andre Soelistyo merupakani lulusan dari University of Technology di
Sydney, New South Walles, Australia. Sebelum bergabung di Gojek Andre pernah
bekerja di Nosrthstar Group, yang merupakan Investor institusi pertama Gojek.
Gojek
terus berkembang pesat yang tadinya hanya tiga produk layanan saja sekarang
sudah terdapat 22 produk layanan. Produk layanan Gojek di antaranya:
Transportasi dan Logistik: Goride, Gocar, Gosend, Gobox, Gobluebird.
Pembayaran: Gopay, Gotagihin, Gopaylater, Gogive, Gosure, Goinvestasi, Gocorp.
Pesan makan dan Belanja: Gofood, Gomart, Gomed, Goshop. Hiburan: Goplay dan
Gotix. Bisnis: Gobiz, Midtrans, Gostore, Moka dan Selly.
Pada
tahun 2021 ini kantor Gojek di Indonesia terdapat 70 cabang. Gojek memperkuat
posisi sebagaii platform teknologi terdepan di Asia Tenggara kebanggaan anak
bangsa melalui pergantian logo (rebranding). Perubahani logo ini
merupakan tonggak sejarah baru yang menandai evolusi Gojek dari layanan ride-hailing,
menjadi sebuah ekosistem terintegrasi yang menggerakkan orang, barang, dan
uang. Logo Gojek dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Logo Gojek Lama
Logo Gojek Baru
Menurut
Nadiem Makarim, perubahan logo Gojek saat itu menggambarkan perjalanan Gojek
sebagai aplikasi yang memiliki banyak jenisi layanan terdepan di Asia tenggara.
Logo baru tersebut diberi nama Solv yang melambangkan sebuah perjalanan Gojek
yaitu memecahkan masalah melalui tekonologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar