Rabu, 03 Mei 2023

Bob Sadino Pemilik Kem Chicks, Kemfood, Kem Farm, serta The Mansion at Kemang

 

Biografi Bob Sadino

Bambang Mustari Sadino atau lebih dikenal dengan nama Bob Sadino merupakan salah satu tokoh inspiratif, sosok kompeten, dan pengusaha yang lahir di Tanjungkarang, Lampung pada tanggal 9 Maret 1933 dari pasangan suami istri yaitu Bapak Sadino dan Ibu Itinah Soeraputra. Sebutan yang biasanya akrab untuk dipanggil dari seorang Bob Sadino adalah ‘Om Bob’. Lahir sebagai seorang bungsu dari lima bersaudara. Lahir dari keluarga yang berkecukupan dengan memiliki seorang ayah seorang guru dan kepala sekolah yang mana tergolong sebagai pegawai negeri pada zaman Hindia-Belanda, tidak lantas membuatnya menggantungkan hidup pada keluarganya tetapi menjadikan beliau sosok yang mandiri dan kompeten.

Tentunya dengan latar belakang hidupnya yang berasal dari keluarga berkecukupan, Bob Sadino memiliki akses pendidikan yang layak dari sekolah dasar hingga jenjang SMA. Selain itu, Bob Sadino juga mendapat dukungan dari posisi ayahnya yang juga seorang guru di SMP dan SMA Tanjungkarang, Lampung. Akan tetapi, di usianya yang masih 19 tahun, ayahnya meninggalkan Bob Sadino meninggalkan seluruh warisan harta kekayaan keluarganya untuk Bob Sadino. Hal tersebut dikarenakan saudara kandungnya sudah memiliki kehidupan lain yang mapan dan berkecukupan. Meskipun sudah dipercaya dan diamanahi seluruh harta dan kekayaan orang tuanya, di mana privilege sudah dimiliki oleh Bob Sadino, kegigihan dan sifat pantang menyerahnya tak dapat dilawan hingga mengantarkannya sebagai sosok yang mampu menginspirasi banyak orang.

Pendidikannya yang ditempuh yaitu sekolah dasar pada tahun 1947 di Yogyakarta, SMP pada tahun 1950 di Jakarta, dan SMA pada tahun 1953 di Jakarta. Setelah ia tamat menempuh bangku SMA, perjalanan hidup Bob Sadino dimulai. Setelah tamat SMA, Bob Sadino sempat melanjutkan ke jenjang perkuliahan dan memilih fakultas hukum di Universitas Indonesia. Namun dunia perkuliahannya tidak diselesaikan sampai tamat dan Bob Sadino memilih untuk bekerja.

Perjalanan Karir Bob Sadino

Bermula dari langkah awalnya untuk melepaskan pilihannya dengan tidak melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Di saat orang-orang berlomba-lomba untuk meraih pendidikan tinggi, Bob Sadino memiliki idealismenya sendiri untuk memilih tidak melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Mengutip dari (Kompas.com), Bob Sadino memiliki anggapannya sendiri bahwa di kampus, mahasiswa ibarat seorang pemulung yang memunguti barang-barang yang memenuhi otak, ujarnya, “Semakin seseorang belajar, otak mereka semakin penuh”.

Meskipun Bob Sadino memiliki idealismenya untuk tidak melanjutkan perguruan tinggi, hal tersebut bukan berarti Bob Sadino menganggap remeh bahwa belajar adalah hal yang tidak berguna atau sia-sia. Hanya saja Bob Sadino memiliki metode tersendiri untuk mendapatkan ilmu. Dalam ajarannya, “Kita ngomong apakah belajar itu perlu. Saya nggak pernah bilang belajar itu nggak perlu atau nggak usah, dan saya tidak punya basis, tidak sekolah. Saya adalah orang bodoh. Nah, dari kebodohan ini yang menjadi kekuatan saya”.

Bob Sadino memilih jalannya sendiri di mana dari kebanyakan perjalanan hidup seseorang dimulai dari ilmu pengetahuan yang didapat melalui pendidikan dan bertahap hingga menjadi seorang ahli. Tetapi hal tersebut justru membuat Bob Sadino terbuka dan banyak belajar hal baru.

Bob Sadino memulai perjalanan karirnya dari nol. Jenjang karir yang dijalankan oleh Bob Sadino dimulai dari usianya 19 tahun yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya, Bob Sadino hanya memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Dengan cara berpikir yang kreatif, beliau berhasil untuk menjadi pengusaha yang hingga saat ini menjadi panutan bagi pengusaha muda. Pelajari caranya melalui buku 101 Cara Berpikir Kreatif Ala Bob Sadino.

1. Menjadi Karyawan Unilever

Dimulai dari keputusannya untuk tidak melanjutkan perkuliahannya, Bob Sadino memilih untuk bekerja sebagai karyawan di Unilever hingga beberapa tahun sebelum dirinya singgah dan bekerja di luar negeri. Sebelum keputusannya untuk memilih bekerja di luar negeri, Bob Sadino kemudian memilih keputusan ingin bekerja untuk diri sendiri dan meninggalkan posisinya sebagai karyawan di Unilever pada tahun 1955.

2. Bekerja di Djakarta Lylod di Belanda dan Jerman

Pada saat Bob Sadino ditinggali harta kekayaan orang tuanya, sebagian harta tersebut digunakan oleh Bob Sadino untuk berkeliling dunia dan singgah dan menetap di Belanda selama 9 tahun. Saat di tinggal di Belanda tersebut, Bob Sadino bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta Lylod di Kota Amsterdam dan di Jerman. Perjalanan hidupnya di Belanda menghantarkan dirinya bertemu dengan pasangan hidupnya yang bernama Soelami Soejoed yang merupakan seorang karyawati Bank Indonesia Amerika Serikat.

3. Membuka Sewa Mobil dan Menjadi Sopir

Perjalanan jatuh bangunnya dimulai dari Bob Sadino menjadi sopir saat setelah kehidupan merantaunya di Belanda. Pada tahun 1967 Bob Sadino dengan keluarganya kembali ke Indonesia. Dengan menggunakan gajinya hasil bekerja saat di Eropa dan menggunakan warisan orang tuanya,

Bob Sadino membeli dua buah mobil Mercedes dan memulai usahanya dengan membuka sewa mobil dan Bob Sadino sendiri yang menjadi sopirnya. Namun, kehidupan dan tantangan menghampiri Bob Sadino yaitu suatu hari Bob Sadino mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.

4. Menjadi Kuli Bangunan

Berlanjut dari musibah yang didapati oleh Bob Sadino, kerugian yang didapatinya dari akibat kecelakaannya membuat Bob Sadino tidak memiliki cukup modal untuk memperbaiki mobilnya hingga beliau memutuskan untuk menjadi kuli bangunan. Pikirnya, hal tersebut digunakan untuk mencukupi kehidupan dirinya dan keluarganya. Upah yang didapatkan pun saat itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga Bob Sadino sempat mengalami tekanan hidup dan membuatnya depresi.

Dengan banyaknya musibah yang menimpa diri Bob Sadino, beliau tetap bangkit yang membuatnya sukses hingga saat ini. Motivasi tersebut yang harus kita semua miliki khususnya bagi kalian yang ingin memulai bisnis seperti halnya pada buku 33 Cara Kaya Ala Bob Sadino, Motivasi Bisnis Anti-Gagal.

5. Bisnis Telur Ayam Negeri

Dari tekanan hidupnya yang membuatnya depresi, rekan Bob Sadino bernama Sri Mulyono Herlambang yang merupakan pensiunan Jenderal Angkatan Udara yang mana juga merupakan salah satu perintis usaha ayam ras dan dikenal sebagai pendiri dan pimpinan Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI), menyarankan untuk memelihara ayam hingga memunculkan ide untuk memiliki usaha ternak ayam. Peluang bisnis yang dimiliki oleh Bob Sadino menghasilkan temuan baru bagi dirinya yaitu mampu memberikan pembeda pada ukuran telur ayam lokal yang mana ukurannya lebih kecil dibanding ukuran telur ayam yang ada di luar negeri.

Kemampuannya dalam melihat peluang dan jejaring pertemanannya yang dimiliki di luar negeri, Bob Sadino berusaha untuk mempelajari cara untuk mengembangbiakkan ayam broiler dari majalah peternakan yang berbahasa Belanda karena mengingat bahwa Bob Sadino bukan seorang lulusan sarjana peternakan. Dari kemampuannya untuk mempelajari jenis telur tersebut, Bob Sadino berhasil menjualkan telur ayamnya ke tetangga-tetangganya di daerah Kemang, Jakarta, yang mana kebanyakan dari tetangganya tersebut adalah ekspatriat. Penjualan tersebut tentunya dilakukan dari pintu ke pintu yang tentunya bermodalkan pengalaman hidupnya di Eropa.

Kemudian dengan keuletan dan konsistensi yang dimiliki oleh Bob Sadino, penjualan yang dilakukannya meningkat dalam sehari menjadi puluhan kilo. Dari memelihara ayam, Bob Sadino juga belajar dari ayam-ayamnya yang dipelihara. Bob Sadino mendapat pelajaran bahwa ayam saja mampu berjuang untuk hidup, tentunya manusia pun harus juga bisa. Dalam proses membuka bisnis telur ayam ini, Bob Sadino tentunya didampingi oleh istrinya. Tantangan yang didapat dari berjualan telur ini pun juga sering berdatangan. Seperti halnya tak jarang Bob Sadino mendapatkan makian, teguran, dari pelanggannya dan bahkan pembantu dari orang asing. Tentunya dari tantangan yang dihadapinya tersebut, Bob Sadino dan istrinya terus memperbaiki kualitas usahanya, baik dari barang dagangannya maupun pelayanannya.

6. Merambah Bisnis Sayuran

Dari proses penjualan telur ayam yang meningkat, Bob Sadino mengembangkan bisnisnya melalui bisnis sayuran. Bob Sadino kembali melihat peluang yang ada di dalam bisnisnya untuk mengembangkan sayur-mayur dan buah-buahan luar negeri yang belum ada di Indonesia. Kemudian Bob Sadino memperkenalkan jagung manis, melon, dan brokoli. Bisnis yang dijalankan kemudian menjadi meningkat dengan drastis hingga menghasilkan perubahan pada diri Bob Sadino yang mulanya Bob memiliki pribadi yang feodal, dari bisnisnya Bob berubah menjadi pribadi pelayan.

Bob Sadino meyakini bahwa tahap untuk menuju sukses selalu diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Prosesnya dalam berwirausaha tentunya tidak semudah yang dikira. Kegagalan baginya adalah hal yang biasa. Bob dan istrinya pun tak sering jungkir balik. Tetapi Bob berpendapat bahwa baginya uang bukanlah nomor satu. Hal yang paling utama dari keseluruhan tersebut adalah kemauan, komitmen, dan berani dalam mengambil peluang. Dari perubahan tersebut, bisnis yang dilakoninya pun semakin meningkat. Bob Sadino tak hanya menjualkan sayur-mayur saja, tetapi juga memperkenalkan cara berkebun dengan hidroponik di Indonesia agar menghasilkan sayuran segar.

Di mana bisnis yang dijalankan oleh Bob Sadino ini merambah ke agribisnis yaitu hortikultura di mana pengelolaan kebun-kebun sayur-mayur yang bertujuan untuk dikonsumsi orang asing di Indonesia. Sedangkan pada saat itu, sistem perladangan yang diterapkan oleh Bob Sadino belum ada yang menerapkan satupun. Kemudian dari konsep-konsep bisnisnya tersebut, Bob Sadino memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan petani-petani lokal untuk mengembangkan bisnis yang dinamakan Kem Farm. Konsep bisnisnya yang terus-menerus meningkat menjadikan Bob Sadino memutuskan untuk membuka perusahaan yang berupa sebuah supermarket bernama Kem Chicks.

7. Pemilik Supermarket Kem Chicks

Tahun 1970 Kem Chicks didirikan oleh Bob Sadino yang mana Kem Chicks adalah sebuah supermarket yang menyediakan berbagai macam produk pangan impor yang disediakan untuk masyarakat Jakarta. Supermarket milik Bob Sadino ini lokasinya berada di Jalan Kemang Raya, No. 3-5, Jakarta Selatan. Dibukanya supermarket ini, bisnis menjadi semakin meningkat, yang mana lima tahun kemudian Bob Sadino memanfaatkan peluang dari meningkatnya permintaan daging sosis dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama Kemfood yang didirikan pada tahun 1975 yang mana Kemfood merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.

Produk yang menjadi andalan dari Kemfood ini adalah burger, bakso, nugget, dan olahan daging lainnya. Tercatat sebagai perusahaan sukses pada tahun 1985 di mana tercatat rata-rata penjualannya terus konsisten yang berkisar 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran. Dari karya-karya dan kisah-kisah inspiratifnya, Bob Sadino mendapatkan tempat tersendiri dari masyarakat luas sebagai pionir atau pelopor yang inspiratif. Tentunya, Bob Sadino merupakan salah satu pionir bangsa yang telah mengenalkan ayam negeri dan menjadi orang pertama yang menggunakan perladangan sayuran dengan sistem hidroponik.

Dari perjalanan hidup dan kisah inspiratifnya di atas, berikut beberapa bisnis milik Bob Sadino yang cukup memberikan inspirasi para pelaku usaha.

1. Kem Chicks

Kem Chicks merupakan sebuah supermarket yang didirikan oleh Bob Sadino pada tahun 1970. Konsep supermarket Kem Chicks ini berupa supermarket yang dikonsep untuk menyediakan berbagai macam produk pangan impor untuk masyarakat Jakarta seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sasaran supermarket Kem Chicks ini adalah para ekspatriat (orang asing) dan masyarakat kelas menengah atas.

2. Kemfood

Kemoofd atau kepanjangannya yaitu Kemang Food Industries merupakan salah satu bisnis yang juga dimiliki oleh Bob Sadino dan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan daging. Modal awal yang digunakan  oleh perusahaan ini bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan pemegang saham tunggal PT Boga Catur Rata.

Bob Sadino mendirikan PT Kemang Food Industries ini karena adanya peningkatan demand daging dan sosis pada tahun 1975. Berbeda dari Kem Chicks yang berlokasi di Jl. Kemang Raya No. 3-5, DKI Jakarta, Kem Food berlokasi di Jl. Pulo Kambing No. 11 Jakarta, Industrial Estate Pulogadung, Jakarta Timur.

3. Kem Farm

Jika Kem Chicks adalah swalayan dan Kem Food adalah perusahaan pengolahan daging yang dimiliki oleh Bob Sadino, Kem Farm adalah ladang sayur yang didirikan oleh Bob Sadino yang mana merupakan salah satu dari pencetus sistem hidroponik, yang mana pada saat itu perkebunan dengan sistem hidroponik masih langka di Indonesia dan hanya dimiliki oleh Bob Sadino. Berbeda dari lokasi-lokasi bisnis sebelumnya Kem Farm terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto Kawasan Industri Candi BI VIII/16-A, Semarang.

Kem Farm ini merupakan bisnis Bob Sadino yang berfokus pada bidang agribisnis yang mana didirikan pada tahun 1980. Kebanyakan dari penjualan Kem Farm adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang bahkan dijual untuk ekspor. Sebuah pencapaian dari Kem Farm adalah pernah mengekspor sayuran ke Jepang hingga mencapai 10.000 ton perbulan.

4. The Mansion at Kemang

Selain pada bidang peternakan dan perkebunan, Bob Sadino juga mengembangkan usaha di bidang properti yang bernama The Mansion at Kemang. Bisnis propertinya ini bekerjasama dengan Agung Sedayu Group.

Bisnis propertinya ini berkonsep apartemen, pusat perbelanjaan, dan perkantoran, di mana ketiganya berada dalam satu lokasi. The Mansion at Kemang terdiri dari 32 lantai yang memiliki 180 unit apartemen dan 10 unit pertokoan yang mana tempatnya berdekatan dengan Kem Chicks.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudono Salim Pendiri BCA dan Salim Group

  Kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim menjadi salah satu kisah yang inspiratif dalam membangun bisnis. Sudono Salim merupakan pendiri...