Kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim menjadi salah satu kisah yang inspiratif dalam membangun bisnis. Sudono Salim merupakan pendiri dari Salim Group yang memiliki banyak sekali anak perusahaan, seperti Indofood yang menjadi produsen mi instan terbesar dan juga Bogasari yang bergerak sebagai produsen tepung terbesar. Selain itu, Salim Group juga memiliki perkebunan kelapa sawit dan konsesi penebangan.
Setiap kesuksesan tentu memiliki cerita atau kisah yang inspiratif. Nah, sebenarnya bagaimanakah kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim dalam mendirikan bisnisnya tersebut?
Soedono Salim atau Sudono Salim memiliki nama asli Liem Sioe Liong. Ia lahir di Fuqing, Fujian, Cina, pada 16 Juli 1916 dan wafat pada 10 Juni 2012. Ia diketahui merupakan anak dari keluarga kurang berada yang berprofesi sebagai petani Fujian. Di usianya yang menginjak 15 tahun, Sudono Salim terpaksa putus sekolah karena keadaan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan sekolah. Ia pun akhirnya membantu sang ayah untuk berjualan mi di dekat desanya.
Kisah suksesnya dimulai ketika Sudono Salim memutuskan untuk mengikuti jejak kakaknya untuk pergi merantau ke Indonesia pada 1939. Ia berangkat dari Fukien menuju Amoy di mana ada sebuah kapal dagang milik Belanda yang membawanya untuk menyebrangi laut Cina. Pada saat itu, Ia membutuhkan waktu satu bulan untuk sampai di Indonesia.
Saat sampai di Indonesia, Liem memutuskan untuk berhenti di Kota Kudus yang saat itu terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek. Sejak tinggal di Kudus, Liem terlatih untuk menjadi seorang supplier cengkeh.
Setelah menikah, Liem semakin menekuni bisnisnya sehingga bisa berkembang dengan cukup pesat. Namun, ketika Jepang mulai menjajah Indonesia, usahanya mengalami kebangkrutan. Ia juga sempat mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah. Ia pun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta.
Masa Orde Baru
Di masa pemerintahan order baru, bisnis Paman Lim semakin berkembang pesat. Ia bersama Sudwikatmono, Djuhar, dan Ibrahim Risjad mendirikan sebuah CV bernama Waringin Kentjana pada 1969. Keempat orang tersebut dijuluki sebagai The Gang of Four dan mendirikan pabrik tepung terigu bernama PT Bogasari Flour Mill yang menggunakan pinjaman modal dari pemerintah.
Pada 1970-an, Paman Lim kembali memperluas bisnisnya dengan mendirikan Bank Central Asia (BCA) bersama rekannya, Mochtar Riady. Masih di tahun yang sama, BCA mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi bank swasta terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah aset sebesar USD99 juta.
Saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, Paman Lim tentunya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dari semua sektor bisnis yang dikelolanya. Beberapa perusahaan dipaksa tutup untuk menutup utang yang mencapai angka Rp52 triliun.
Saat ini, BCA telah menjadi salah satu bank terbesar yang sebagian besar sahamnya dipegang oleh PT Dwimuria Investama Andalan, di bawah kendali Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Itulah kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim yang merantau ke Indonesia dan sukses dengan berbagai bisnis yang didirikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar