Rabu, 03 Mei 2023

Sudono Salim Pendiri BCA dan Salim Group

 

Kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim menjadi salah satu kisah yang inspiratif dalam membangun bisnis. Sudono Salim merupakan pendiri dari Salim Group yang memiliki banyak sekali anak perusahaan, seperti Indofood yang menjadi produsen mi instan terbesar dan juga Bogasari yang bergerak sebagai produsen tepung terbesar. Selain itu, Salim Group juga memiliki perkebunan kelapa sawit dan konsesi penebangan.

Setiap kesuksesan tentu memiliki cerita atau kisah yang inspiratif. Nah, sebenarnya bagaimanakah kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim dalam mendirikan bisnisnya tersebut?

Soedono Salim atau Sudono Salim memiliki nama asli Liem Sioe Liong. Ia lahir di Fuqing, Fujian, Cina, pada 16 Juli 1916 dan wafat pada 10 Juni 2012. Ia diketahui merupakan anak dari keluarga kurang berada yang berprofesi sebagai petani Fujian. Di usianya yang menginjak 15 tahun, Sudono Salim terpaksa putus sekolah karena keadaan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan sekolah. Ia pun akhirnya membantu sang ayah untuk berjualan mi di dekat desanya.

Kisah suksesnya dimulai ketika Sudono Salim memutuskan untuk mengikuti jejak kakaknya untuk pergi merantau ke Indonesia pada 1939. Ia berangkat dari Fukien menuju Amoy di mana ada sebuah kapal dagang milik Belanda yang membawanya untuk menyebrangi laut Cina. Pada saat itu, Ia membutuhkan waktu satu bulan untuk sampai di Indonesia.

Saat sampai di Indonesia, Liem memutuskan untuk berhenti di Kota Kudus yang saat itu terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek. Sejak tinggal di Kudus, Liem terlatih untuk menjadi seorang supplier cengkeh.

Setelah menikah, Liem semakin menekuni bisnisnya sehingga bisa berkembang dengan cukup pesat. Namun, ketika Jepang mulai menjajah Indonesia, usahanya mengalami kebangkrutan. Ia juga sempat mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah. Ia pun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta.

Masa Orde Baru

Di masa pemerintahan order baru, bisnis Paman Lim semakin berkembang pesat. Ia bersama Sudwikatmono, Djuhar, dan Ibrahim Risjad mendirikan sebuah CV bernama Waringin Kentjana pada 1969. Keempat orang tersebut dijuluki sebagai The Gang of Four dan mendirikan pabrik tepung terigu bernama PT Bogasari Flour Mill yang menggunakan pinjaman modal dari pemerintah.

Pada 1970-an, Paman Lim kembali memperluas bisnisnya dengan mendirikan Bank Central Asia (BCA) bersama rekannya, Mochtar Riady. Masih di tahun yang sama, BCA mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi bank swasta terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah aset sebesar USD99 juta.

Saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, Paman Lim tentunya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dari semua sektor bisnis yang dikelolanya. Beberapa perusahaan dipaksa tutup untuk menutup utang yang mencapai angka Rp52 triliun.

Saat ini, BCA telah menjadi salah satu bank terbesar yang sebagian besar sahamnya dipegang oleh PT Dwimuria Investama Andalan, di bawah kendali Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Itulah kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim yang merantau ke Indonesia dan sukses dengan berbagai bisnis yang didirikannya.


Bob Sadino Pemilik Kem Chicks, Kemfood, Kem Farm, serta The Mansion at Kemang

 

Biografi Bob Sadino

Bambang Mustari Sadino atau lebih dikenal dengan nama Bob Sadino merupakan salah satu tokoh inspiratif, sosok kompeten, dan pengusaha yang lahir di Tanjungkarang, Lampung pada tanggal 9 Maret 1933 dari pasangan suami istri yaitu Bapak Sadino dan Ibu Itinah Soeraputra. Sebutan yang biasanya akrab untuk dipanggil dari seorang Bob Sadino adalah ‘Om Bob’. Lahir sebagai seorang bungsu dari lima bersaudara. Lahir dari keluarga yang berkecukupan dengan memiliki seorang ayah seorang guru dan kepala sekolah yang mana tergolong sebagai pegawai negeri pada zaman Hindia-Belanda, tidak lantas membuatnya menggantungkan hidup pada keluarganya tetapi menjadikan beliau sosok yang mandiri dan kompeten.

Tentunya dengan latar belakang hidupnya yang berasal dari keluarga berkecukupan, Bob Sadino memiliki akses pendidikan yang layak dari sekolah dasar hingga jenjang SMA. Selain itu, Bob Sadino juga mendapat dukungan dari posisi ayahnya yang juga seorang guru di SMP dan SMA Tanjungkarang, Lampung. Akan tetapi, di usianya yang masih 19 tahun, ayahnya meninggalkan Bob Sadino meninggalkan seluruh warisan harta kekayaan keluarganya untuk Bob Sadino. Hal tersebut dikarenakan saudara kandungnya sudah memiliki kehidupan lain yang mapan dan berkecukupan. Meskipun sudah dipercaya dan diamanahi seluruh harta dan kekayaan orang tuanya, di mana privilege sudah dimiliki oleh Bob Sadino, kegigihan dan sifat pantang menyerahnya tak dapat dilawan hingga mengantarkannya sebagai sosok yang mampu menginspirasi banyak orang.

Pendidikannya yang ditempuh yaitu sekolah dasar pada tahun 1947 di Yogyakarta, SMP pada tahun 1950 di Jakarta, dan SMA pada tahun 1953 di Jakarta. Setelah ia tamat menempuh bangku SMA, perjalanan hidup Bob Sadino dimulai. Setelah tamat SMA, Bob Sadino sempat melanjutkan ke jenjang perkuliahan dan memilih fakultas hukum di Universitas Indonesia. Namun dunia perkuliahannya tidak diselesaikan sampai tamat dan Bob Sadino memilih untuk bekerja.

Perjalanan Karir Bob Sadino

Bermula dari langkah awalnya untuk melepaskan pilihannya dengan tidak melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Di saat orang-orang berlomba-lomba untuk meraih pendidikan tinggi, Bob Sadino memiliki idealismenya sendiri untuk memilih tidak melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Mengutip dari (Kompas.com), Bob Sadino memiliki anggapannya sendiri bahwa di kampus, mahasiswa ibarat seorang pemulung yang memunguti barang-barang yang memenuhi otak, ujarnya, “Semakin seseorang belajar, otak mereka semakin penuh”.

Meskipun Bob Sadino memiliki idealismenya untuk tidak melanjutkan perguruan tinggi, hal tersebut bukan berarti Bob Sadino menganggap remeh bahwa belajar adalah hal yang tidak berguna atau sia-sia. Hanya saja Bob Sadino memiliki metode tersendiri untuk mendapatkan ilmu. Dalam ajarannya, “Kita ngomong apakah belajar itu perlu. Saya nggak pernah bilang belajar itu nggak perlu atau nggak usah, dan saya tidak punya basis, tidak sekolah. Saya adalah orang bodoh. Nah, dari kebodohan ini yang menjadi kekuatan saya”.

Bob Sadino memilih jalannya sendiri di mana dari kebanyakan perjalanan hidup seseorang dimulai dari ilmu pengetahuan yang didapat melalui pendidikan dan bertahap hingga menjadi seorang ahli. Tetapi hal tersebut justru membuat Bob Sadino terbuka dan banyak belajar hal baru.

Bob Sadino memulai perjalanan karirnya dari nol. Jenjang karir yang dijalankan oleh Bob Sadino dimulai dari usianya 19 tahun yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya, Bob Sadino hanya memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Dengan cara berpikir yang kreatif, beliau berhasil untuk menjadi pengusaha yang hingga saat ini menjadi panutan bagi pengusaha muda. Pelajari caranya melalui buku 101 Cara Berpikir Kreatif Ala Bob Sadino.

1. Menjadi Karyawan Unilever

Dimulai dari keputusannya untuk tidak melanjutkan perkuliahannya, Bob Sadino memilih untuk bekerja sebagai karyawan di Unilever hingga beberapa tahun sebelum dirinya singgah dan bekerja di luar negeri. Sebelum keputusannya untuk memilih bekerja di luar negeri, Bob Sadino kemudian memilih keputusan ingin bekerja untuk diri sendiri dan meninggalkan posisinya sebagai karyawan di Unilever pada tahun 1955.

2. Bekerja di Djakarta Lylod di Belanda dan Jerman

Pada saat Bob Sadino ditinggali harta kekayaan orang tuanya, sebagian harta tersebut digunakan oleh Bob Sadino untuk berkeliling dunia dan singgah dan menetap di Belanda selama 9 tahun. Saat di tinggal di Belanda tersebut, Bob Sadino bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta Lylod di Kota Amsterdam dan di Jerman. Perjalanan hidupnya di Belanda menghantarkan dirinya bertemu dengan pasangan hidupnya yang bernama Soelami Soejoed yang merupakan seorang karyawati Bank Indonesia Amerika Serikat.

3. Membuka Sewa Mobil dan Menjadi Sopir

Perjalanan jatuh bangunnya dimulai dari Bob Sadino menjadi sopir saat setelah kehidupan merantaunya di Belanda. Pada tahun 1967 Bob Sadino dengan keluarganya kembali ke Indonesia. Dengan menggunakan gajinya hasil bekerja saat di Eropa dan menggunakan warisan orang tuanya,

Bob Sadino membeli dua buah mobil Mercedes dan memulai usahanya dengan membuka sewa mobil dan Bob Sadino sendiri yang menjadi sopirnya. Namun, kehidupan dan tantangan menghampiri Bob Sadino yaitu suatu hari Bob Sadino mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.

4. Menjadi Kuli Bangunan

Berlanjut dari musibah yang didapati oleh Bob Sadino, kerugian yang didapatinya dari akibat kecelakaannya membuat Bob Sadino tidak memiliki cukup modal untuk memperbaiki mobilnya hingga beliau memutuskan untuk menjadi kuli bangunan. Pikirnya, hal tersebut digunakan untuk mencukupi kehidupan dirinya dan keluarganya. Upah yang didapatkan pun saat itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga Bob Sadino sempat mengalami tekanan hidup dan membuatnya depresi.

Dengan banyaknya musibah yang menimpa diri Bob Sadino, beliau tetap bangkit yang membuatnya sukses hingga saat ini. Motivasi tersebut yang harus kita semua miliki khususnya bagi kalian yang ingin memulai bisnis seperti halnya pada buku 33 Cara Kaya Ala Bob Sadino, Motivasi Bisnis Anti-Gagal.

5. Bisnis Telur Ayam Negeri

Dari tekanan hidupnya yang membuatnya depresi, rekan Bob Sadino bernama Sri Mulyono Herlambang yang merupakan pensiunan Jenderal Angkatan Udara yang mana juga merupakan salah satu perintis usaha ayam ras dan dikenal sebagai pendiri dan pimpinan Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI), menyarankan untuk memelihara ayam hingga memunculkan ide untuk memiliki usaha ternak ayam. Peluang bisnis yang dimiliki oleh Bob Sadino menghasilkan temuan baru bagi dirinya yaitu mampu memberikan pembeda pada ukuran telur ayam lokal yang mana ukurannya lebih kecil dibanding ukuran telur ayam yang ada di luar negeri.

Kemampuannya dalam melihat peluang dan jejaring pertemanannya yang dimiliki di luar negeri, Bob Sadino berusaha untuk mempelajari cara untuk mengembangbiakkan ayam broiler dari majalah peternakan yang berbahasa Belanda karena mengingat bahwa Bob Sadino bukan seorang lulusan sarjana peternakan. Dari kemampuannya untuk mempelajari jenis telur tersebut, Bob Sadino berhasil menjualkan telur ayamnya ke tetangga-tetangganya di daerah Kemang, Jakarta, yang mana kebanyakan dari tetangganya tersebut adalah ekspatriat. Penjualan tersebut tentunya dilakukan dari pintu ke pintu yang tentunya bermodalkan pengalaman hidupnya di Eropa.

Kemudian dengan keuletan dan konsistensi yang dimiliki oleh Bob Sadino, penjualan yang dilakukannya meningkat dalam sehari menjadi puluhan kilo. Dari memelihara ayam, Bob Sadino juga belajar dari ayam-ayamnya yang dipelihara. Bob Sadino mendapat pelajaran bahwa ayam saja mampu berjuang untuk hidup, tentunya manusia pun harus juga bisa. Dalam proses membuka bisnis telur ayam ini, Bob Sadino tentunya didampingi oleh istrinya. Tantangan yang didapat dari berjualan telur ini pun juga sering berdatangan. Seperti halnya tak jarang Bob Sadino mendapatkan makian, teguran, dari pelanggannya dan bahkan pembantu dari orang asing. Tentunya dari tantangan yang dihadapinya tersebut, Bob Sadino dan istrinya terus memperbaiki kualitas usahanya, baik dari barang dagangannya maupun pelayanannya.

6. Merambah Bisnis Sayuran

Dari proses penjualan telur ayam yang meningkat, Bob Sadino mengembangkan bisnisnya melalui bisnis sayuran. Bob Sadino kembali melihat peluang yang ada di dalam bisnisnya untuk mengembangkan sayur-mayur dan buah-buahan luar negeri yang belum ada di Indonesia. Kemudian Bob Sadino memperkenalkan jagung manis, melon, dan brokoli. Bisnis yang dijalankan kemudian menjadi meningkat dengan drastis hingga menghasilkan perubahan pada diri Bob Sadino yang mulanya Bob memiliki pribadi yang feodal, dari bisnisnya Bob berubah menjadi pribadi pelayan.

Bob Sadino meyakini bahwa tahap untuk menuju sukses selalu diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Prosesnya dalam berwirausaha tentunya tidak semudah yang dikira. Kegagalan baginya adalah hal yang biasa. Bob dan istrinya pun tak sering jungkir balik. Tetapi Bob berpendapat bahwa baginya uang bukanlah nomor satu. Hal yang paling utama dari keseluruhan tersebut adalah kemauan, komitmen, dan berani dalam mengambil peluang. Dari perubahan tersebut, bisnis yang dilakoninya pun semakin meningkat. Bob Sadino tak hanya menjualkan sayur-mayur saja, tetapi juga memperkenalkan cara berkebun dengan hidroponik di Indonesia agar menghasilkan sayuran segar.

Di mana bisnis yang dijalankan oleh Bob Sadino ini merambah ke agribisnis yaitu hortikultura di mana pengelolaan kebun-kebun sayur-mayur yang bertujuan untuk dikonsumsi orang asing di Indonesia. Sedangkan pada saat itu, sistem perladangan yang diterapkan oleh Bob Sadino belum ada yang menerapkan satupun. Kemudian dari konsep-konsep bisnisnya tersebut, Bob Sadino memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan petani-petani lokal untuk mengembangkan bisnis yang dinamakan Kem Farm. Konsep bisnisnya yang terus-menerus meningkat menjadikan Bob Sadino memutuskan untuk membuka perusahaan yang berupa sebuah supermarket bernama Kem Chicks.

7. Pemilik Supermarket Kem Chicks

Tahun 1970 Kem Chicks didirikan oleh Bob Sadino yang mana Kem Chicks adalah sebuah supermarket yang menyediakan berbagai macam produk pangan impor yang disediakan untuk masyarakat Jakarta. Supermarket milik Bob Sadino ini lokasinya berada di Jalan Kemang Raya, No. 3-5, Jakarta Selatan. Dibukanya supermarket ini, bisnis menjadi semakin meningkat, yang mana lima tahun kemudian Bob Sadino memanfaatkan peluang dari meningkatnya permintaan daging sosis dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama Kemfood yang didirikan pada tahun 1975 yang mana Kemfood merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.

Produk yang menjadi andalan dari Kemfood ini adalah burger, bakso, nugget, dan olahan daging lainnya. Tercatat sebagai perusahaan sukses pada tahun 1985 di mana tercatat rata-rata penjualannya terus konsisten yang berkisar 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran. Dari karya-karya dan kisah-kisah inspiratifnya, Bob Sadino mendapatkan tempat tersendiri dari masyarakat luas sebagai pionir atau pelopor yang inspiratif. Tentunya, Bob Sadino merupakan salah satu pionir bangsa yang telah mengenalkan ayam negeri dan menjadi orang pertama yang menggunakan perladangan sayuran dengan sistem hidroponik.

Dari perjalanan hidup dan kisah inspiratifnya di atas, berikut beberapa bisnis milik Bob Sadino yang cukup memberikan inspirasi para pelaku usaha.

1. Kem Chicks

Kem Chicks merupakan sebuah supermarket yang didirikan oleh Bob Sadino pada tahun 1970. Konsep supermarket Kem Chicks ini berupa supermarket yang dikonsep untuk menyediakan berbagai macam produk pangan impor untuk masyarakat Jakarta seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sasaran supermarket Kem Chicks ini adalah para ekspatriat (orang asing) dan masyarakat kelas menengah atas.

2. Kemfood

Kemoofd atau kepanjangannya yaitu Kemang Food Industries merupakan salah satu bisnis yang juga dimiliki oleh Bob Sadino dan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan daging. Modal awal yang digunakan  oleh perusahaan ini bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan pemegang saham tunggal PT Boga Catur Rata.

Bob Sadino mendirikan PT Kemang Food Industries ini karena adanya peningkatan demand daging dan sosis pada tahun 1975. Berbeda dari Kem Chicks yang berlokasi di Jl. Kemang Raya No. 3-5, DKI Jakarta, Kem Food berlokasi di Jl. Pulo Kambing No. 11 Jakarta, Industrial Estate Pulogadung, Jakarta Timur.

3. Kem Farm

Jika Kem Chicks adalah swalayan dan Kem Food adalah perusahaan pengolahan daging yang dimiliki oleh Bob Sadino, Kem Farm adalah ladang sayur yang didirikan oleh Bob Sadino yang mana merupakan salah satu dari pencetus sistem hidroponik, yang mana pada saat itu perkebunan dengan sistem hidroponik masih langka di Indonesia dan hanya dimiliki oleh Bob Sadino. Berbeda dari lokasi-lokasi bisnis sebelumnya Kem Farm terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto Kawasan Industri Candi BI VIII/16-A, Semarang.

Kem Farm ini merupakan bisnis Bob Sadino yang berfokus pada bidang agribisnis yang mana didirikan pada tahun 1980. Kebanyakan dari penjualan Kem Farm adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang bahkan dijual untuk ekspor. Sebuah pencapaian dari Kem Farm adalah pernah mengekspor sayuran ke Jepang hingga mencapai 10.000 ton perbulan.

4. The Mansion at Kemang

Selain pada bidang peternakan dan perkebunan, Bob Sadino juga mengembangkan usaha di bidang properti yang bernama The Mansion at Kemang. Bisnis propertinya ini bekerjasama dengan Agung Sedayu Group.

Bisnis propertinya ini berkonsep apartemen, pusat perbelanjaan, dan perkantoran, di mana ketiganya berada dalam satu lokasi. The Mansion at Kemang terdiri dari 32 lantai yang memiliki 180 unit apartemen dan 10 unit pertokoan yang mana tempatnya berdekatan dengan Kem Chicks.


Perbedaan Wirausaha dengan Wiraswasta


    Meski sepintas sama, namun ternyata wirausaha dengan wiraswasta memiliki perbedaan umum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, lema wirausaha dan wiraswasta dijadikan satu arti. Menurut KBBI, keduanya berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara wirausaha dengan wiraswasta.

Wirausaha

Wiraswasta

Individu yang memiliki keterampilan dalam memanfaatkan peluang dan mengelolanya hingga menjadi usaha

Individu yang memiliki keterampilan untuk memberi nilai tambah terhadap suatu hal, baik produk atau jasa demi mendapatkan laba dari pelanggan

Memiliki ide bercabang yang terbagi dalam beberapa fokus bisnis

Umumnya memiliki fokus pada satu bidang bisnis secara penuh

Memiliki kreativitas dan pandangan jangka panjang menyoal perkembangan bisnis dan usaha

Memiliki kemampuan berpikir untuk menghasilkan dari segi finansial secara mandiri

Memiliki perspektif inovasi terhadap suatu bisnis yang ada atau mengembangkan bisnis seiring zaman dan teknologi

Fokus pada mencari laba dari usaha yang ia dirikan

 

Membentuk Karakter Pengusaha

 

 

Membentuk karakter pengusaha membutuhkan waktu dan usaha, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang mempersiapkan diri menjadi seorang pengusaha yang sukses. Berikut adalah beberapa tips untuk membentuk karakter pengusaha:

1.     1. Memiliki Semangat dan Rasa Percaya Diri - Seorang pengusaha harus memiliki semangat dan rasa percaya diri untuk menghadapi tantangan dan mengambil risiko. Ini termasuk membangun kepercayaan pada diri sendiri, serta memiliki motivasi yang kuat dan keyakinan pada kemampuan sendiri untuk mencapai tujuan.

2.     2. Menjaga Fokus dan Ketekunan - Seorang pengusaha harus dapat menjaga fokus dan ketekunan dalam menghadapi tantangan bisnis. Ini berarti memiliki kemampuan untuk berpikir jangka panjang, memprioritaskan tugas dan tujuan, serta menjaga fokus pada visi dan misi bisnis.

3.     3. Mampu Beradaptasi - Seorang pengusaha harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar dan dalam bisnisnya sendiri. Ini berarti mempelajari dan memahami tren industri, serta menemukan cara untuk mengatasi perubahan pasar dengan cepat dan efektif.

4.   4. Mampu Mengambil Risiko - Seorang pengusaha harus berani mengambil risiko dan membuat keputusan penting yang dapat berdampak pada bisnisnya. Ini termasuk memiliki kemampuan untuk mengevaluasi risiko dan mengambil keputusan dengan cepat.

5.  5. Mampu Berkomunikasi dan Mempengaruhi Orang Lain - Seorang pengusaha harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif, serta mampu mempengaruhi orang lain untuk membantu mencapai tujuan bisnisnya. Ini berarti memiliki kemampuan untuk membangun hubungan dan jaringan yang kuat, serta dapat memotivasi dan memimpin tim dengan baik.

6.     6. Mempunyai Sikap Belajar - Seorang pengusaha harus memiliki sikap belajar yang terus-menerus dan terbuka untuk mendengarkan saran dari orang lain, memperbarui pengetahuan dan keahlian, serta terus berinovasi untuk mengembangkan bisnisnya.

7.     7. Mempunyai Sifat Kreatif - Seorang pengusaha harus memiliki sifat kreatif untuk mengembangkan ide-ide inovatif dan unik yang dapat membedakan bisnisnya dari pesaingnya. Ini berarti memiliki kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan menemukan cara baru untuk memecahkan masalah.

Membentuk karakter pengusaha tidaklah mudah, tetapi dengan usaha yang tepat dan kesabaran, seseorang dapat mengembangkan sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi pengusaha yang sukses.


Strategi Pemasaran

 

Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu penciptaan nilai ekonomi. Nilai ekonomi akan menentukan harga barang dan jasa bagi individu-individu. Faktor-faktor yang dapat me nentukan nilai ekonomi adalah:

1. Produksi yang membuat barang

2. Pemasaran yang mendistri busikannya

3. Konsumsi yang menggunakan barang-barang tersebut.

Konsumsi dilaksanakan sesudah adanya kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan demikian produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi. Pemasaran berada diantara produksi dan konsumsi. Hal ini berarti pemasaran menjadi penghubung diantara kedua faktor tersebut. Dalam abad modern masyarakat sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan tanpa kegiatan pemasaran.

Strategi Pemasaran

1.      Sistem komunikasi pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak dan lembaga-lembaga yang terkait dalam pemasaran (dialog pemasaran). Komunikasi pemasaran dapat di definisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarah kan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

Proses komunikasi pemasar an meliputi mendengarkan, bereaksi, dan berbicara, membujuk dan negosiasi sampai terciptanya hubungan pertukaran yang memuaskan. Komunikasi pemasaran akan mempermudah/membantu pembeli dan penjual dalam hal:

a. Menciptakan hubungan pertukaran

b. Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran

c. Menciptakan kesadaran serta memberitahu agar dapat dilakukan pertukaran secara lebih memuaskan.

d. Memperbaiki pengambilan keputusan dibidang pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Menurut Harold Lasswell, komunikasi dapat dipahami, dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:

a. Siapa? (menunjukkan sumber)

b. Menyatakan apa (menun jukkan bertanya)

c. Dalam saluran yang mana (menunjukkan media yang diajarkan)

d. Kepada siapa (menunjukkan pihak yang menerima atau menjadi sasaran)

e. Dengan pengaruh apa? (menunjukkan pengaruh berbagai faktor terhadap hasil yang dicapai)

Dalam pemasaran, inisiatip komunikasi dapat berasal dari penjual maupun pembeli. Keduanya berusaha meng adakan pertukaran informasi untuk menciptakan hubungan yang saling memuaskan. Faktor-faktor yang mem pengaruhi penentuan kom binasi terbaik dari variabelvariabel promotional max antara lain:

a. Jumlah dana yang di gunakan untuk promosi Perusahaan yang memiliki dana yang relatif besar maka efektifitas kegiatan promosinya relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang relatif terbatas pendanaan nya dari variabel-variabel yang ada, pada umumnya personal selling memerlu kan pendanaan yang relative lebih besar di bandingkan variable-variabel yang lain. Oleh karena itu pada umumnya perusahaan besar me nempuh alternative lain berupa periklanan pada surat kabar ataupun majalah guna menghemat biaya tersebut.

b. Sifat pasar Promotional mix di pengaruhi sifat-sifat pasar antara lain:

b.1. Luas pasar secara geografis

Perusahaan yang mempunyai pasar lokal cukup meng gunakan personal selling, tetapi bagi yang mempunyai pasar lebih luas lagi (misal nasional dan internasional) akan lebih efektif dan efisien menggunakan jasa periklanan.

b.2. Konsentrasi pasar Strategi promosi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi pasar antara lain jumlah calon pembeli, pembeli potensial maupun konsentrasi secara nasional dan internasional. Misal perusahaan yang memusatkan penjualan produk terhadap kaum wanita dapat menggunakan media kewanitaan seperti majalah Femina, Kartini dan sebagainya dalam pelaksanaan periklanan.

b.3. Macam pembeli Strategi promosi da pat dipengaruhi oleh objek/sasaran pen jualan missal pembeli industri, konsumen rumah tangga mau pun perantara pedagang. Perantara pedagang mempunyai pengaruh yang menentukan dalam pelaksanaan promosi perusahaan.

2.      Promosi

Apabila komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran, sedangkan promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi yang dibuat untuk meng arahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi dapat dilakukan berupa usaha-usaha untuk menciptakan kesadaran pada konsumen tentang sebauah barang atau ide sampai akhirnya kedua belah pihak (penjual dan pembeli) ber sedia melakukan pertukaran. Promosi tidak hanya di lakukan oleh penjual saja, tetapi juga pembeli missal pembeli mencari barang ataupun juga melalui iklan dan sebaliknya. Proses tersebut dapat dilaku kan dengan melalui perantara komunikasi misalnya biro advertensi, dengan demikian pembeli, penjual dan perantara dapat terlibat dalam promosi.

3.      Promotional mix

Menurut J Stanton, promo tional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai program penjualan.

a.       Jenis produk

Jenis produk secara garis besar dapat dibedakan antar barang konsumsi dan barang industri. Promosi barang konsumsi yang didistribusikan secara luas sehingga diperlu kan demonstrasi dan penerangan. Sedangkan promosi ba rang industri digunakan personal selling karena pada umumnya mempunyai harga relatif tinggi.

b.      Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang

Siklus kehidupan barang terdiri dari beberapa tahap antar lain perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, kejenuhan dan penurunan. Pada tahap perkenalan penjual harus mendorong peningkatan permintaan untuk satu macam produk terlebih dahulu dengan menekankan personal selling. Sedangkan pada tahap selanjutnya lebih menitik beratkan pada periklanan. Pada tahap penurunan, perusahaan harus menciptakan produk baru sesuai dengan selera konsumen.

Untuk meningkatkan daya tarik konsumen perusahaan juga dapat mengadakan kampanye promosi yaitu suatu rangkaian usaha promosi yang terkoordinir tentang suatu tema atau ide yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perusahaan harus menentukan tujuan daya tarik yang diutamakan misal tentang keunggulan produk yang akan dipromosikan dibandingkan dengan produk sejenis merek lainnya.

Pentingnya Profesi Wirausaha di Indonesia

 

Pemerintah Indonesia di semua tingkatan pusat dan daerah dalam kurun hampir sepuluh tahun terakhir ini telah memberikan perhatian dan alokasi anggaran yang cukup besar untuk menciptakan lebih banyak wirausaha, entrepreneurs. Kenapa penting?, Jawabannya singkat, karena besarnya peran yang dimainkan oleh wirausaha di dalam mengatasi berbagai problematik pembangunan ekonomi nasional seperti masalah pengentasankemiskinan, tin gginya jumlah pengangguran, rendahnya daya beli, sulitnya penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Masalah-masalah ini sangat relevan dengan kondisi objektif yang ada di Indonesia, dan untuk pembahasan yang berkaitan dengan profesi wirausaha adalah sesuatu isu yang sangat penting untuk didiskusikan secara luas.

Mengapa Masyarakat Butuh Wirausaha?

Mengapa masyarakat butuh wirausaha?. Pertanyaan ini muncul sebagai akibat dari dinamika perkembangan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan pentingnya (1) pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan daya beli dan kemakmuran rakyat, dan (2) kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Dalam perkembangannya wirausaha telah membuktikan dirinya berperan untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat nyata dan penting untuk membangun ke dua hal tersebut.

Menurut Yusof, Permula, dan Pangil (2005) bahwa ada empat alasan mengapa para wirausaha (entrepreneurs) penting di dalam masyarakat, yaitu:

1. Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi, informasi dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas yang efektif (producing effective tasks).

2. Mengidentifikasi berbagai peluang di dalam lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang (beneficial to everyone).

3. Untuk memilih pendekatan yang terbaik dalam mendayagunakan semua factor produksi agar supaya meminimalkan pemborosan di dalam berbagai kegiatan kewirausahaan (minimize wastage in entrepreneurial activities).

4. Untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation).

Pentingnya wirausaha di dalam masyarakat tersebut tidak sekedar menjadi ‘alat’ untuk melakukan perbaikan dan perubahan di dalam kualitas hidup diri dan masyarakat, tetapi juga wirausaha juga dibuktikan dapat berperan signifikan di dalam mewujudkan kualitas diri masyarakat dan bangsa.


Kisah Chairul Tanjung Pemilik Kerajaan Bisnis CT Corp

 

                                     Profil, Masa Kecil, dan Pendidikan Chairul Tanjung

 Chairul Tanjung lahir pada 18 Juni 1962 di Gang Sepur, Kemayoran, Jakarta. Dia merupakan putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatera Utara dan sang ayah merupakan seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya berasal dari Cibadak, Jawa Barat, seorang ibu rumah tangga.  Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Pada masa Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut, memaksa orang tua Chairul menjual rumahnya. Mereka harus tinggal di kamar losmen yang sempit. Tidak lahir dari keluarga kaya raya, Chairul Tanjung sukses membuktikan bahwa siapapun bisa mencapai kesuksesan. Julukan ‘Si Anak Singkong’ yang melekat pada dirinya bukan muncul lantaran dia gemar mengkonsumsi singkong, melainkan julukan yang dikenal untuk mendeskripsikan orang pinggiran pada masa itu. Chairul Tanjung bersekolah di SD Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1975. Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1978, lalu ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta dan lulus pada tahun 1981.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1987. Selama kuliah di Kedokteran Gigi, Chairul pernah menjalani bisnis berjualan buku, usaha fotokopi hingga berjualan kaos. Chairul pun pernah menjadi penyedia peralatan laboratorium dan kedokteran di kawasan Senen. Dia telah memulai bisnis sejak di bangku kuliah sehingga muncul naluri kewirausahaannya. Ia bangga bisa menjalani karier yang sangat berbeda dengan pendidikan yang ditempuh.

Awal Mula Kisah Sukses Chairil Tanjung

Chairul Tanjung kembali membangun usaha bersama tiga rekannya setelah lulus kuliah. Dengan meminjam dana dari Bank Exim sebesar Rp 150 juta, mereka mendirikan PT Pariarti Shindutama pada 1987 yang memproduksi sepatu anak-anak dan berhasil mendapatkan pesanan 160.000 pasang sepatu untuk diekspor ke Italia. 

Sukses dengan bisnis sepatu ekspor membuat Chairul Tanjung semakin yakin dengan kewirausahaannya. Namun, karena adanya perbedaan visi dan misi antara dia dan para rekan, Chairul Tanjung memutuskan untuk memisahkan diri dari PT Pariarti Shindutama. Dia lalu banting stir dan mulai merintis usaha konglomerasinya, yang fokus pada tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Pada bidang keuangan, Chairul Tanjung mengambil alih Bank Karman yang kemudian berganti nama menjadi Bank Mega pada1996. Tangan dingin Chirul Tanjung teruji ketika krisis moneter pada 1998. Saat itu banyak pengusaha yang bangkrut dan tidak sedikit pula bank nasional yang kolaps, tetapi Chairul Tanjung bertahan. Bank Mega bahkan mampu mencetak keuntungan yang signifikan. Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Pada bidang properti dan investasi, perusahaan Chairul Tanjung ini membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo dan Mega Indah Propertindo. Para Group membangun Bandung Supermall, yang diluncurkan pada 1999 sebagai Central Business District dengan luas tiga hektare, ini menghabiskan dana Rp 99 miliar.

Sementara, pada bidang investasi, pada awal 2010, melalui anak perusahaannya yaitu Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia sebesar 40 % dengan MoU (memorandum of understanding). Pembelian saham Carrefour tersebut ditandatangani pada 12 Maret 2010 di Perancis. Pada 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Grup menjadi CT Corp yang terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan dan sumber daya alam.


Sudono Salim Pendiri BCA dan Salim Group

  Kisah sukses pendiri bank BCA Sudono Salim menjadi salah satu kisah yang inspiratif dalam membangun bisnis. Sudono Salim merupakan pendiri...